May Day dan Kambing HItam Politik


Menarik apa yang dikatakan Presiden RI mengenai demonstrasi buruh yang berlaku di Gedung DPR kemarin. SBY mensinyalir ada kelompok kelompok yang hingga kini belum ikhlas menerima hasil Pemilu 2004 akibatnya mereka ingin menciptakan situasi yang tidak kondusif termasuk menunggangi aksi buruh.

Dalam politik kecurigaan itu adalah sah sah saja. Saat ini pemerintahan SBY – JK memang mendapat banyak kritikan dari tokoh tokoh yang tidak puas dengan kinerja mereka. Salah satunya di motori Amien Rais yang nota bene mantan saingan SBY JK dalam Pemilu 2004. Namun tuduhan itu terkesan tidak simpatik dan malah menjurus mengkambinghitamkan buruh sebagai elemen yang harus bertanggung jawab terhadap kekisruhan bangsa ini. Apalagi tuduhan SBY tersebut dilayangkan ketika beliau masih berada di Amman Yordania.

Tuntutan buruh

Aksi demo buruh yang mewarnai Jakarta beberapa hari ini memperlihatkan pada kita akan pentingnya peran buruh dalam perekonomian Indonesia. Apindo memprediksikan demo pertama 1 Mei yang lalu pengusaha mengalami kerugian ratusan Milyar rupiah akibat tidak beroperasinya pabrik pabrik. Menilik besarnya peran buruh bagi kemajuan perekonomian bangsa ini seharusnya buruh dijadikan mitra sejajar pengusaha. Selama ini tidak ada yang berusaha memahami kemauan buruh, yang terjadi malahan eksploitasi berlebihan oleh pengusaha .

Eksploitasi buruh sudah cukup lama di Indonesia. Sejak sebelum kemerdekaan kehidupan buruh sangat sulit. Upah mereka sangat rendah belum lagi tempat tinggal/ barak yang sangat kumuh dan tidak memenuhi sanitasi kesehatan yang baik. Kehidupan buruh sudah agak membaik ketika UU No 13/2003 diberlakukan.

Seiring membaiknya kehidupan buruh persoalan lain muncul. Pemerintah memutuskan menaikkan harga BBM sementara itu angkatan kerja semakin bertambah dan beban perusahaan otomatis meningkat. Untuk membantu pengusaha dan menarik investor baru maka pemerintah memutuskan merevisi UU No 13/2003 yang akhirnya menimbulkan gejolak demonstrasi.

Sesungguhnya jika dicermati aksi demonstrasi ini bergolak karena buruh murni mempertahankan hak haknya semata. Tuntutan mereka hanya sebatas soal soal kebutuhan primer (basic needs) , mereka tidak menuntut soal kebutuhan sekunder (second needs) apalagi third needs seperti halnya tuntutan buruh luar negeri. Mereka hanya menuntut hak hak dasar mereka tidak dihilangkan, hak hak yang masih berada ditataran pemenuhan kebutuhan pokok seperti gaji untuk makan, hak kesehatan dan pesangon.

******

Maraknya aksi buruh di Jakarta dan sejumlah daerah menyebabkan popularitas pasangan SBY-JK menurun dibanding periode lalu. Menurut hasil penelitian Lingkaran Survei Indonesia (LSI) popularitas SBY-JK menurun hingga 40 %. Penurunan ini juga terkait dengan banyaknya kebijakan yang tidak popular diantaranya kisruh PT. Freeport serta penjualan ijin pengolahan blok Cepu ke ExxonMobil.

Sepertinya masyarakat mulai mencurigai kekuasaan SBY saat ini sudah menjurus seperti halnya kekuasaan mantan penguasa orde baru Soeharto. Banyak mengeluarkan kebijakan tidak populis dan lebih menghargai dan mengakomodasi kepentingan pengusaha besar maupun investor asing daripada kepentingan rakyat biasa.

Pengamat Politik Indra J. Piliang dalam tulisannya di sebuah harian nasional menyatakan bangkitnya tanda tanda neokonservatisme dalam tubuh keluarga cikeas. Diawali dengan dipilihnya Hadi utomo sebagai ketua umum Partai Demokrat yang merupakan kendaraan Politik SBY. Kemudian yang paling menonjol adalah polemic pengangkatan Panglima TNI yang berlarut2. Tarik ulur antara pilihan mantan presiden Megawati dan pilihan SBY sendiri gamblang memperlihatkan betapa persaingan mereka belumlah selesai usai Pemilu 2004 yang lalu.

Pengangkatan Pangkostrad Jenderal Erwin Sujono memperkuat kecurigaan itu. Erwin yang merupakan Ipar SBY sendiri ditengarai di pasang untuk melanggengkan kekuasaan SBY hingga 2009 nanti. Apalagi Pemerintahan SBY-JK sepertinya akan tetap mengeluarkan kebijakan yang tidak popular seperti kembali menaikkan harga BBM. Bila aksi ketidak puasan rakyat memuncak SBY-JK tidak terlalu khwatir kekuasannya akan roboh karena TNI dibelakang mereka.Berbagai kecurigaan dan kritikan yang muncul memang cukup beralasan mengingat betapa pengalaman masa lalu tentara menjadi alat pendukung utama kekuasaan..

Melihat kekuasaan SBY yang begitu besar dengan full backup dari TNI maka kecurigaan SBY terhadap adanya kelompok2 yang menunggangi buruh menyisakan kekhawatiran besar bagi bangsa ini.Terlepas dari benar atau tidaknya kecurigaan SBY terhadap aksi itu ataupun hanya sekedar untuk kembali menaikkan pamornya yang semakin melorot dapat memicu gelombang demonstrasi besar besaran di seluruh Indonesia . Bukan mustahil Demonstrasi itu akan diikuti oleh aksi anarkis yang lebih dahsyat dibanding aksi di gedung DPR kemaren. Apalagi kalau ancaman buruh akan mengadakan mogok masal diwujudkan akan semakin menambah keterpurukan ekonomi Bangsa

Kemungkinan terburuk bisa terjadi ketika aksi massa tersebut mengancam Pemerintahan SBY dan tidak mustahil Ia akan memanfaatkan kekuatan yang di kuasainya yaitu TNI untuk memberikan tekanan (pressure) ataupun tindakan kekerasan terhadap Demonstran. Jika hal itu sampai terjadi maka demokrasi yang selama ini mulai berjalan baik akan berjalan mundur kebelakang dan demokrasi di bangsa ini tinggal menunggu ajalnya.

0 komentar: