Dualism Management in PKB

The dismissal of Muhaimin Iskandar from the position of the chairman of the National Awakening Party (PKB) in a plenary meeting on 26 March 2008 created a new conflict in the PKB. The conflict got complicated after Muhaimin Iskandar had decided to challenge Abdurahman Wahid (or Gus Dur), the initiator of this dismissal.

The conflict between Gus Dur and Muhaimin began with the plenary meeting between the executive board (DPP) of the PKB and the Syuro (Advisory) Council. The meeting’s agenda was about the election of Mahfud MD as a Constitutional Judge. However, a demand to ask Muhaimin to resign was thrown during the meeting.

Two reasons were raised to back up this request. First, Muhaimin was alleged to have made a political agreement with Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) to support SBY for the 2009-2014 Presidency, even though Gus Dur has declared that he is going to contest the 2009 presidential elections. The logic is that the PKB will not endorse any vice presidential candidate, as it will nominate Gus Dur as the presidential candidate.

Secondly, in relation to the reason mentioned above, there was a rumor that Muhaimin is maneuvering to topple Gus Dur from the position of the chairman of the Syuro Council of the PKB. Both factors really worried Gus Dur, as he faced not only Muhaimin but also the people who supported Muhaimin.

Continuing Conflict

The current internal conflict stresses that a party that should accommodate the aspirations of Nahdliyin is loaded with conflicts of interests.

Before the current conflict, the PKB also experienced a conflict between Gus Dur and Matori Abdul Jalil, when Matori’s position as the PKB chairman was revoked by a planary meeting on 15 Augusts 2001. Then Gus Dur installed Alwi Shihab as the new chairman to replace Matori.

But, Alwi Shihab also experienced a fate like Matori’s, as he was removed by Gus Dur on 20 October 2004. From the cycle of conflicts mentioned above, it was seen that Gus Dur's factor was always involved in all conflicts that emerged in PKB.

Internal Democracy

What has been seen in PKB until now has generated a question about how far the progress of democratization has taken place in PKB. Since the PKB was formed, Gus Dur’s figure has played a central part in every political decision implemented by the PKB. We can say that the role of Gus Dur is similar to the role of Soeharto in Golkar in the New Order era.

What has been told by Gus Dur hence must be done by all PKN members. It is very clear that the PKB really depends on Gus Dur's figure. The PKB should develop a party system that has democratic mechanisms and rules to maintain the process of internal democratization.

Referring to the idea of Robert Michels in Political Parties (1984), a party's difficulty to reform itself is because of the strength of the party's oligarchy where political authority in the party is controlled by few "strongmen". In the PKB case, the strongman is Gus Dur

The dual management of PKB will threaten the PKB’s participation in the general elections in 2009.The PKB’s management that has the right to join the general elections will be determined by results of the court that is still in process.

However, there is also a possibility of the two versions of the management can not join the general elections in view of the fact that the trial process will need a long time.

- Benni Inayatullah –

The Indonesian Update Volume III. No. 2 June 2008

The internal conflicts in PKB have always begun with Gus Dur as the central figure in the PKB. If the PKB wants to free from the conflicts, then the only way is to place people who are in line with Gus Dur. However, that means that the process of democratization in the PKB continues to be paralyzed.

Indonesia, The Lost Decade

Kehawatiran terbesarku saat ini terhadap persoalan bangsa bertumpu kepada Pilpres 2009 mendatang. Dari calon-calon yang ada dan potensial untuk maju dan menag tidak satupun yang saya rasa mampu membawa bangsa ini bangkit dari keterpurukannya. Dari berbagai survey popularitas yang dilakukan lembaga survey semacam Lembaga Survey Nasional, Lembaga Survey Indonesia, Lembaga Riset Informasi, CSIS dan banyak lagi lainnya, calon yang terkuat tetap SBY dan Mega. Meskipun popularitas kedua orang ini hampir setara. Ditempat ketiga ada Sultan Hamengkubuwono X, sementara diperingkat lain ada nama-nama yang rasanya sulit untuk tampil sebagai Capres seperti Amien Tais, Sutiyoso, Wiranto, Yusuf Kalla dan lainnya.

Yang menjadi titik tumpu perhatianku adalah potensi SBY untuk memenangi Pilpres 2009 masih yang paling besar. Bila SBY memastikan maju dan menang lagi, maka Indonesia harus menunggu 5 tahun lagi untuk mengharapkan perubahan. Secara pribadi aku melihat kepemimpinan SBY selama 5 tahun ini tidak menghasilkan hal yang signifikan. Tidak ada perubahan besar yang mampu Dia lakukan dalam masa kepemimpinanya.

Memang secara pribadi SBY bukanlah pemimpin yang tegas meskipun mantan Jenderal. Tidak ada kebijakan publik ataupun keputusan politik yang langsung tertuju kepada perbaikan nasib rakyat. SBY selalu sibuk dengan jual gambar atau jual diri dengan menampilkan sosok yang sabar, berwibawa dan terkesan hati-hati. Tipe kepemimpinan seperti ini terbukti tidak mampu menelorkan perubahan yang mendasar. Bahkan image dan popularitas yang dia kejarpun semakin lama semakin melorot.

Aku banyak menerima informasi dan cerita yang menarik dari teman-teman yang berasal dari istana tentang sifat presiden kita ini yang menunjukkan kualitas dia sebenarnya. Namun sebaiknya tidak aku tulis disini namun bagi yang ingin mengetahui cerita-cerita seputar SBY cukup kita ngobrol-ngobrol di darat saja.

Apabila SBY ternyata menang lagi di Pilpres 2009 maka di jidat bangsa ini layak ditulis dengan huruf besar “Indonesia, The Lost Decade”, Indonesia dekade yang hilang

Tahapan Konvensi Partai Demokrat Amerika Serikat

Pemilu pendahuluan presiden Partai Demokrat Amerika Serikat 2008 adalah proses pemilihan delegasi Partai Demokrat, yang akan memilih calon presiden dari Partai Demokrat pada Pemilihan Umum Presiden Amerika Serikat 2008. Pemilihan ini terdiri dari berbagai pemilihan pendahulan melalui pemungutan suara, kaukus dan konvensi di seluruh negara bagian dan daerah AS yang lain. Rangkaian pemilihan ini dimulai dengan kaukus di Iowa pada 3 Januari 2008, dan berakhir dengan pemilihan di South Dakota dan Montana, keduanya pada tanggal 3 Juni 2008.

Calon presiden yang nantinya akan mewakili Partai Demokrat pada pemilu presiden secara resmi dipilih dalam Konvensi Nasional Partai Demokrat pada akhir Agustus 2008, namun delegasi yang akan menghadiri konvensi tersebut dipilih terlebih dahulu berdasarkan hasil rangkaian pemilu pendahuluan ini di negara bagian masing-masing. Untuk menjadi calon presiden, seorang kandidat harus memperoleh suara mayoritas dari 4.048 delegasi yang akan menghadiri konvensi, yaitu minimal 2.025 delegasi.

Tokoh yang mengikuti pemilihan ini adalah Barack Obama, Hillary Clinton, Mike Gravel

Tahapan Sistem Pemilihan Presiden di Amerika Serikat

I. Nominasi

Nominasi adalah dukungan resmi parpol kepada calon presiden. Proses nominasi yang sesungguhnya akan berakhir dalam konvensi nasional partai (biasanya pada musim panas atau tepatnya pada akhir Juli atau awal Agustus menjelang pilpres pada bulan November). Ada 2 tradisi model nominasi yang dilakukan di Amerika, melalui sistem Caucus dan Primary Election. Caucus dan primary memiliki fungsi sama.

Setiap negara bagian memiliki otonomi penuh, maka setiap negara bagian berhak menentukan model electoral mereka masing-masing.

1. Caucus

Sistem Caucus ini memberi legitimasi bagi elite-elite (ketua) partai. Bos partai menetukan siapa yang akan dikirim sebagai delegasi dalam konvensi partai nasional. wakil partai/elite partai bertemu untuk memilih kandidat presiden menurut suara mayoritas. Dalam sistem ini, dominasi bos partai terhadap penentuan anggota delegasi memudahkan bos partai untuk mengendalikan para delegasi dalam konvensi nasional untuk menentukan calon presiden dari partai.

Tetapi, akhir-akhir inipenggunaan sistem caucus dalam menentukan para delegasi mulai berkurang dibandingkan dengan sistem presidential primary.

2. Primary Election

Alrnatif lain sebagai tahap awal penentuan presiden adalah melalui pemilihan primary (primary election). Dalam proses ini para pemilih memberikan suara kepada para calon delegasi dalam konvensi partai. Primary election tidak hanya memilih delegasi namun juga merupakan indikasi awal apakah seorang calon dapat memenangkan pemilihan.

Ada dua model primary election, yaitu primary election terbuka dan primary election tertutup. Di setiap negara bagian memiliki sistem yang berbeda:

a. Primary Election Terbuka

Contoh model terbuka ini seperti di Michigan, South Carolina, Virginia dsb. Pada sistem ini setiap calon pemilih, baik anggota atau pendukung partai demokrat, republik atau independen, boleh memilih calon dari partai manapun.

b. Primary Election Tertutup

Namun untuk di beberapa negara bagian lain, seperti di California dan NY, primary election dilakukan dalam sistem tertutup. Artinya, hanya anggota Partai Republik yg boleh ikut pemilihan primary calon presiden dari republik dan anggota Partai Demokrat
yang ikut primary calon presiden dari demokrat.

Karena setiap negara bagian memiliki otonomi penuh, maka setiap negara bagian berhak menentukan model electoral mereka masing-masing.

II. Konvensi Nasional

Konvensi nasional merupakan tahap akhir dari penentuan calon presiden dari partai. Konvensi nasional ini biasanya berlangsung selama 4 hari. Tetapi pada umumnya para delegasi di konvensi nasional telah mengetahui siapa yang bakal dinominasi sebagai calon presiden (didapatkan dari primary election dan caucus). Para kandidat sudah terseleksi dalam pemilihan primer. Konvensi partai hanya mengukuhkan, tidak memilih, kandidat. Karena itu, semuanya dapat diatur dengan seksama.

Setelah konvensi nasional masing-masing partai menetapkan calon presidennya masing-masing, maka mereka akan bertarung dalam pemilu bulan Nopember.

Pada pemilu Nopember itu, rakyat AS memilih electors dari masing-masing distrik yang kemudian akan menetapkan siapa presiden AS dalam suatu mekanisme atau lembaga yang disebut electoral college. Dengan kata lain, dalam tahap inipun rakyat AS tidak memilih langsung presidennya tetapi melalui perwakilan. Setelah national primary, The real national election mempresentasikan pemenang Democrat dan Republican. Round ini disebut sebagai run off. Pemenang dari kompetisi election ini adalah pemenang mutlak sebagai president.

III. Pemilihan Nasional (Electoral College)

Electoral College System adalah sistem pemilihan presiden di Amerika. Meskipun pemilihan presiden Amerika sering disebut sistem pemilihan langsung, namun sesungguhnya pemilihan tidak dilakukan secara langsung. Pemilihan dilakukan dalam 2 tahap.

Tahap I

Dilakukan oleh rakyat AMerika secara langsung untuk mendapatkan population votes. Pemilihan langsung ini tidak memilih nama presiden namun memilih para electors di masing2 negara bagian.

Tahap II

Tahapan kedua adalah pemilihan presiden oleh para electors.

Para pemilih presiden atau presidential electors di tiap negara bagian merupakan gabungan dari jumlah Senator negara bagian (semua negara bagian sama yaitu 2 orang senator) ditambah dengan jumlah anggota House yang berbeda jumlahnya antara satu negara bagian dengan negara bagian lainnya.

Contributor: Hanta Yuda



Bingung

Pengasuh Evo udah minta pulang lagi. Padahal belum sebulan kerja. Alasannya sih gak kuat megang evo terus dan sepi. Padahal nyari dia lumayan nguras waktu dan kantong lo. Nyarinya di Palembang dekat tempat Uni ku.

Bingung..minggu besok dia dah pulang. Gantinya belum tentu dapat. Apa Istriku harus berhenti kerja ya ? tentu saja penghasilan keluarga jadi berkurang hampir separohnya. Mengingat gaji istriku menyumbang cukup besar dalam keuangan keluarga. Tapi..kalau mengingat Evo..mau aja rasanya hidup pas-pasan asal Evo dijaga mamanya sendiri.

alternatif lain, Evo sementara dititipin dulu ama Uni ku di Palembang. Tapi ya itu, kami gak kuat musti pisah dengan Evo..lagi lucu-lucunya dan sedang belajar berjalan. Mana bulan depan ultah pertama lagi.

Bingung...gak ada tempat mengadu..