Risaulai

Deraan itu menerpa lagi
Seakan tak kunjung usai
menikam hulu hati
aku kembali terkulai

Jika gelap pertanda pagi akan kembali
Bukan begitu nasibku
masih saja terseok seok menapaki jalan itu
Tak kuasa menyesali diri

Tanjakan semakin terjal
Keputus asaan terus menggerogoti
Akan kemanakah langkah ini mengantarku ?

Lorong itu semakin kelam
Aku menggigil kedinginan
Dekapan kasih Ibu melintas angan
Pernah kah kau merasakan ?

Kini Ibu tak mengenal dirinya lagi
Apalagi mengulurkan tangan lembutnya padaku
Kini aku sendiri tak ada waktu untuk berhibur diri
musti terus melangkah hingga habis waktuku

laksana daun kering menghempas bumi,
Menjemput nasibnya dimakan tanah
Seperti itu jugalah diriku kini

5 komentar:

Anonymous said...

laaaaaaa..putus asa bangget seh
segitunya aja kalo tongpes..
dah besok kesiniambilneh duwit

Anonymous said...

hihihi...lengkeng..lengkeng...kirim ke rekening gw aja deh leng..

Anonymous said...

bisikan padaku.......
apa yang membuat palung hati ini kian tak terkendali...
semakin berat rasanya alas kaki ini untuk ku angkat...
sementara energiku telah terkuras......
aku tak ingin air kehidupan ini habis hanya karena kemarau hati.....
mmmmmmmm......cinta.
by:willy sastra absoelny nitidipura

Anonymous said...

jangan pernah putus asa,
bersyukurlah karena sampai detik ini kita masih diberi kesempatan untuk melihat matahari dan menghirup udara.
" hadapi dengan senyuman "

wsa said...

sob radja.....

hati2 dengan singgasanamu..... jangan biarkan ia menggerogoti hati nuranimu, agar tak segan engkau memijak bumi walau tanpa alas kaki.

wsa