Bermimpi berharap empati


Sejak selasa 6 Desember lalu setiap pengemudi maupun penumpang Bus kota yang melewati jalan Diponegoro akan menikmati suguhan pemandangan baru yaitu sebuah patung Pangeran Diponegoro yang menunggang kuda dengan gagahnya. Posisi nya persis sama dengan yang ada dilukisan Hendra Gunawan (patung berkuda) yang juga diperindah dengan diorama air mancur nan eksotik. Sebuah karya yang patut diacungin jempol karena merupakan hasil seni dan imajinasi seniman lokal (jogja).

Persmian Patung yang bertepatan dengan ulang Tahun Gubernur DKI Sutiyoso tersebut dihadiri oleh kalangan pejabat maupun Taipan Ibu Kota. Termasuk Juga Ciputra yang merupakan pemilik Patung tersebut dan menghibahkannya ke Pemerintahan DKI. Konon katanya jika dilelang harga Patung tersebut mencapaia 10 Milyar rupiah. Sebuah nilai materi yang fantastis ditengah terpuruknya ekonomi Bangsa.

Ironi !

itulah kata yang tepat untuk menggambarkan kemegahan dan kemewahan hadiah ulang tahun Sutiyoso ini. Ditengah pahit dan peliknya permasalahan kemiskinan yang melanda sebagian besar masyarakat Indonesia dan kaum pinggiran di Ibu Kota khususnya, seorang Pejabat sang pengayom rakyat tidak bisa (atau tidak mampu ) menunjukkan empatinya. Sesungguhnya dibalik gemerlapnya Ibu Kota dan tingginya pencakar langit yang menghiasi setiap jalan protokol masih banyak rakyat miskin yang butuh pertolongan atau paling tidak sedikit berharap empati dari Pemimpinnya.

Seandainya...Pejabat maupun segelintir orang kaya di Negara ini memiliki empati terhadap masyarakat miskin mungkin belum saatnya untuk membuat Patung semahal ini. Bayangkan saja dengan dana sebanyak itu Pemerintah DKI Jakarta bisa mewujudkan mimpi sebagian rakyatnya yang belum punya rumah. Dengan mendirikan perumahan sederhana untuk rakyat sedikitnya 200 KK akan tertolong dan bisa hidup layak dengan memiliki rumah sendiri. Apalagi nantinya Sutiyoso berencana mendirikan patung serupa disetiap persimpangan jalan yang sesuai dengan nama jalannya. Bayangkan saja berapa dana yang akan terkuras untuk mewujudkan ambisi Sang Gubernur tersebut.

Memang seharusnya Kita memilih Pemimpin yang punya empati terhadap penderitaan rakyatnya. Bukan Pemimpin yang dirasuki oleh ambisi pribadinya untuk memperoleh kemegahan dan kemewahan….

Yah...mo gimana lagi...Kita sudah ketinggalan kereta..namun masih ada kapal ke Padang

0 komentar: